Melatih Kepemimpinan Sejak Dini: Santri SDIT Ma’arif Jadi Imam dari Kelas 1
- sdit ma'arif makassar
- Jan 29
- 2 min read

SDIT Ma'arif Makassar – SDIT Ma’arif Makassar terus berinovasi dalam mencetak generasi Islami yang berakhlak mulia dan siap menjadi pemimpin umat. Salah satu program unggulan yang menjadi perhatian banyak pihak adalah pembiasaan santri menjadi imam sholat sejak duduk di bangku kelas 1.
Program ini bertujuan melatih santri untuk memimpin sholat berjamaah, baik di sekolah maupun di lingkungan mereka. Tidak hanya sekadar praktik, santri juga diajarkan tata cara menjadi imam dengan baik dan benar, termasuk menjaga kekhusyukan sholat dan memperhatikan bacaan Al-Qur'an yang tepat.
Kepala SDIT Ma’arif Makassar, H. Mubarak Bakry, S.Th.I., M.Th.I., menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk melatih keberanian dan tanggung jawab santri sejak dini.
“Menjadi imam sholat bukan hanya tentang kemampuan membaca Al-Qur'an, tetapi juga tentang memimpin dan menjadi teladan. Dengan memulai sejak dini, kami berharap santri memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mental yang kuat, dan pemahaman mendalam tentang tanggung jawab seorang pemimpin,” ujar H. Mubarak.
Program ini dilakukan secara bertahap. Setiap santri akan mendapat giliran menjadi imam sholat Dhuha, Dzuhur dan Ashar berjamaah di sekolah, di bawah bimbingan guru pembimbing. Para santri juga didorong untuk saling mendukung dan memberi motivasi kepada teman-temannya yang bertugas.
Menurut salah satu guru, pengalaman menjadi imam ini memberikan dampak positif yang signifikan. Santri yang awalnya pemalu kini mulai lebih percaya diri. Selain itu, program ini juga melatih mereka untuk lebih memahami hukum-hukum fiqih sholat.
Kepala sekolah menambahkan, “Kami ingin menciptakan lingkungan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga membentuk karakter Islami yang kuat. Program ini adalah salah satu upaya kami untuk melahirkan generasi yang siap menjadi pemimpin, baik di keluarga, masyarakat, maupun umat.”
Dengan program ini, SDIT Ma’arif Makassar membuktikan komitmennya untuk terus mencetak santri yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara spiritual dan emosional.
Comments